Senin, 01 Desember 2008

PUISI

CinTa Terlahir Hanya Demi CinTa

"Sebagaimana Buih Di Atas Permukaan Laut

Yang Seketika Lenyap
Tanpa Bekas
Ketika Angin Bertiup
Hingga Ia Seolah-olah Tak Pernah Ada,

Begitu Jugalah Kehidupan Kita
Ketika Sang Maut
Telah Menari..."

~ Kahlil Gibran ~



Akankah sia-sia????

Bintang...
kau ajari aku rasa kagum akan ke-Agungan-nya

Hutan...
kau ajari aku akan rasa ketenangan yg hakiki

Bumi...
kau ajarkan aku rasa berserah diri pada-Nya, kau begitu kuat menahan beban dunia dipundakmu, rela dirimu dibanjiri bau amis darah manusia, kau tegar saat dirimu dibumi hanguskan oleh keserakahan manusia.

Karang...
kau ajari aku makna sebuah kesombongan

Sungai...
hikmahmu membuatku mengerti apa yang kau tanamkan pd alam ini

Oh, betapa beruntungnya diriku. Tapi mengapa saat itu aku tidak menyadari akan Kemurahan Sang Pencipta, betapa aku ini begitu bodoh, hanya nafsu yang ada dalam diri ini. Nafsu untuk menaklukan sang alam. Ya, Allah semoga kau mengampuni ke-khilafanku saat itu.
Semoga apa yang telah sang alam ajarkan pada diri ini menjadi bekal untuk melakukan sepenggal perjalanan lain yang menanti ku di masa depan. Amin.

* Diary 'hijjau *



Eidelweis itu masih seperti dulu (Ciremai Agustus)

Ku coba mengigat lagi kapan terakhir kali menginjakkan kaki di gunung yang dulu begitu akrab, ya....begitu sangat akrab dalam menemani hari-hari yang dulu pernah menghantui kehidupanku.

Satu...dua...
kucoba meresapi kembali gairah yang mengalir dalam aliran darah ini. Terasa sentuhan dan belaian itu tetap mesra seperti dulu, menghanyutkanku pada kenangan lalu.

Juga seperti waktu itu, kumulai langkahku bersama kawan-kawan baruku, walau ada beberapa yang sudah begitu akrab J. Seperti biasa sang alam begitu cepat mengakrabkan kami dalam satu langkah pasti menuju sebuah bentuk persahabatan yang tak pernah sirna.


Rinduku (kenangan sahabat lama)

Ku rindu masa lalu-ku
yang ku lalui dengan keceriaan
ku rindu sahabat-sahabat-ku
yang memberi tawa dalam kehangatan siang

Mereka memberi candanya yang mesra
mereka memberi warna kisahku
mereka menorehkan cerita sedihku
mereka memberi cinta yang melenakan

Sejuta bintang bertaburan disana
berkelap-kelip memainkan keindahannya
saling berputar beraturan
saling berbagi dalam kehangatan

namun ku tak ingin kembali ke masa lalu
karena masa itu bukan lagi milik-ku
biarkan angan saja yang menyentuhnya
tidak untuk kuraih lagi

Tidak ada komentar: